BIREUEN – Sejak terjadinya Covid-19 atau penyebaran virus corona di dunia, berbagai aktivitas atau sektor kehidupan masyarakat terganggu.
Yang paling disayangkan sektor pendidikan mulai tingkat bawah hingga tingkat tinggi terganggu.
Anak-anak sekolah di Indonesia, umumnya di Aceh dan khususnya di Kabupaten Bireuen tidak bisa bersekolah selama terjadinya pandemi Covid-19 hingga masa new normal saat ini.
Sekolah-sekolah dan madrasah ditutup, anak-anak harus belajar di rumah bersama orang tuanya.
Untuk mengantisipasi putus sekolah atau kebodohan yang akan dialami anak-anak, khususnya anak usia Sekolah Dasar (SD), berbagai cara dilakukan oleh masyarakat.
Seperti halnya di Desa Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Di desa pedalaman yang terletak di lintas nasional Bireuen-Takengon, Km 18 ini, atau berjarak 18 kilometer arah selatan Kota Bireuen, kini telah lahir Sikula Gampong (Sigap).
Sikula Gampong tersebut lahir atas inisiatif Keuchik Krueng Simpo, Safrizal SPd.
Betapa tidak, sejak Covid-19, anak-anak di desanya tidak bisa bersekolah, karena sekolah diliburkan oleh pemerintah.
Sementara itu bocah-bocah cilik di desa pedalaman tersebut sangat membutuhkan pendidikan.
Sehingga tergerak hati Safrizal untuk membangun atau melahirkan sikula gampong di desanya.
“Alhamdulillah proses belajar mengajar (PBM) di sikula gampong (Sigap) sudah berjalan dua minggu, anak-anak usia SD bersekolah atau PBM di balai desa dan kantor keuchik,” kata Safrizal kepada Serambinews.com, Selasa (28/7/2020).
Untuk mendidik anak-anak di Sigap, Safrizal tetap meminta jasa guru SD yang ada di desanya untuk mengajar anak-anak desa.
“Alhamdulillah berkat dukungan semua pihak, sikula gampong di desa kami sudah berjalan dengan baik,” sebut Safrizal.
Dirinya juga sangat berterima kasih kepada swluruh warga Krueng Simpo dan pihak lainnya, yang telah mendukung terlaksananya proses belajar mengajar di Sigap tersebut.
“Dalam belajar kami tetap mengutamakan protap kesehatan, dengan memakai masker, cuci tangan pakai sabun serta menjaga jarak,” terang Safrizal.
Ia mengharapkan selama sekolah diliburkan, program Sigap di desanya dapat berjalan dengan baik.
“Dengan harapan anak-anak di Desa Krueng Simpo tidak putus sekolah dan menjadi orang-orang pintar, sehingga tidak kalah hebatnya dengan anak-anak di perkotaan,” harap Safrizal.
Ini Profil Safrizal ?
Nama Lengkap : Safrizal SPd
Nama Panggilan : Jal
Lahir di Bireuen, 15 Mei 1985
Pekerjaan : Guru Honorer di SDN 1 Bireuen
Jabatan : Keuchik Desa Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Bireuen, Aceh
Orang Tua, Ayah : Sulaiman (Alm) Ibu : Ramlah
Putra kedua dari lima saudara
Pendidikan
SDN 6 Juli 1999
SMP N 1 Juli 2001
SMA N 3 Bireuen 2004
D-II PGSD Universitas Almuslim Bireuen 2008
S1-PGSD Universitas Almuslim 2012
Organisasi
– Pengurus HMJ 2008
– Ketua lembaga Pemuda Syarikat Ikhwana (Lepsi) 2014
– Sekretaris Asosiasi Keuchik Kecamata. Juli 2017-2020
– Pengurus Karang Taruna Kabupaten Bireuen 2018-2022
– Pengurus KONI Bireuen 2018-2022
Sumber: Serambinews.com